Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah.
Seorang ahli yang bernama James MS.Cattel,pada tahun 1890 telah memperkenalkan pengertian tes ini pada masyarakat melalui bukunya yang berjudul Mental test and measurement. Selanjudnya diAmerika Serikat tes ini berkembang dengan cepat sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama masyarakat mulai menggunakanya.
Banyak ahli yang mulai mengembangkan tes ini untuk berbagai bidang, namun yang terkenal adalah sebuah tes intelejensi yang disusun oleh seorang perancis bernama Binet, yang kemudian dibantu penyempurnaannya oleh Simon, sehingga tes tersebut di kenal sebagai tes Binet-Simon ( 1904 ). dengan alat ini Binet dan Simon berusaha untuk membeda-bedakan anak menurut tingkat intelegensinya. dari pekerjaan Binet dan Simon inilah kemudian kita kenal istilah–istilah: umur kecerdasan ( Mental age ), umur kalender ( chronological age ), indeks kecerdasan ( intellegence quotient ).
Sebagai perkembanganya, Yerkes di amerika serikat menyusun tes kelompok ( group test ) yang digunakan untuk menyeleksi calon milliter sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat kerna diperlukan pada waktu perang dunia 1. test ini dikenal dengan nama Army Alpha dan Army Betha.
Didorong oleh munculnya statistik dalam penganalisisan data dan informasi, maka akhirnya tes ini digunakan dalam berbagai bidang seperti tes kemampuan dasar, tes kesalahan pelatihan, tes keingatan, tes minat, tes sikap, dan sebagainya. yang tekenal penggunaanya disekolah hanyalah tes prestasi belajar.
Test uraian (essay test), yang juga sering dikenal dengan istilah tes subyektif (subjectif test), adalah salah satu jenis test hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini.
Test tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cuku panjang.
Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada test untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.
Jumlah butir soalnya ummumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima sampai dengan sepuluh butir.
Pada umumnya butir-butir soal test uraian itu di awali dengan kata-kata : “Jelaskan....”, “Bagaimana....”, “Terangkan.....”, “Mengapa.....”, “Uraikan.....” atau kata-kata lain yang serupa dengan itu.
Sebagai salah satu jenis test hasil belajar, test uraian dapat di bedakan menjadi dua golongan, yaitu : test uraian bentuk bebas atau terbuka dan test uraian bentuk terbatas.
Pada test uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki muncul dari teste sepenuhnya diserahkan kepada teste itu sendiri. Artinya, teste mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam merumuskan,mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian.
Adapun pada Tes uraian bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah (dibatasi).
Tes hasil belajar bentuk uraian memiliki keunggulan-keunggulan dan tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Di antara keunggulan yang dimiliki oleh tes urian adalah, bahwa :
- Mudah disiapkan, Disusun
- Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
- Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksud dengan gaya bahasa dan caranya sendiri
- Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan
Adapun kelemahan-kelemahan yang di sandang oleh tes subyektif antara lain adalah, bahwa :
- Kadar validitas dan realibilitasrendah karena sukar diketahui segi-segi manadri pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai
- Kurang representatif dalam hal mewakili selurauh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
- Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif
- Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai
- Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
Bertitik tolak dari keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh tes hasil belajar bentuk uraian seperti telah dikemukakan di atas, maka beberapa petunjuk operasional berikut ini akan dapat dijadikan pedoman dalam menyusun butir-butir soal tes uraian.
- Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.
- Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.
- Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya.
- Hendaknya diusahakan agar pertanyaan bervariasi antara “Jelaskan”, “Mengapa”. “Bagaimana”, “Seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan.
- Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh testee.
- Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik.